Senin, 05 Januari 2009

Japan Electronic


Tergesernya Elektronik Jepang

Pada kisaran era tahun 1940 sampai dengan 1994, dominasi akan produk- produk elektronik dari negeri Sakura di dunia elektronik sangat besar sekali. Mulai dari produk-produk elektroniknya, standar- standar komponennya, juga Metode dan strategi pemasaran. Dalam rentang tahun yang begitu lama ini membuat para konsumen jatuh hati kepada produk- produk elektronik keluaran Jepang, misalkan produk dengan merek Sharp, Mitsubishi, Sanyo, dan National. Pada saat itu banyak juga negara- negara lain yang ikut dalam pengembangan produk- produk elektronika seperti Amerika dan negara- negara Eropa, akan tetapi khususnya untuk konsumen di Indonesia produk- produk dari Jepang jauh lebih mendominasi.
Dunia elektronik saat itu terdapat 3 penggolongan standart :
1. Standart Jepang
2. Standart Eropa
3. Standart Amerika
Penggolongan standart ini dibuktikan dengan keluarnya produk- produk komponen elektronik yang berbeda antara satu standart dengan standart yang lain, seperti misalkan Kompoen transistor 2SC 1971, 2SB......, 2 SC......, 2 SD....... dimana beberapa transistor ini nyata- nyata menggunakan standart Jepang. Keunggulan secara kualitatif sangat diprioritaskan pada beberapa produk elektronika saat itu, sehingga masing- masing negara berlomba- lomba untuk memproduksi produksi elektronika dengan kualitas yang baik, meskipun pada akhirnya harga dipasaran menjadi lebih mahal.
Kualitas mencakup beberapa hal :
1. Keawetan
2. Daya tahan terhadap suhu
3. Tersedianya suku cadang yang aman dipasaran
4. Pengoperasian yang mudah dan simple
5. Daya tahan terhadap pemberlakuan- pemberlakuan fisik lainnya
Memasuki era tahun 1995, Republik Rakyat China (Tiongkok) secara ekonomi global memasuki gejala kebangkitan, hal ini salah satunya ditandai dengan kemampuan dan kemauan dari China untuk dapat berpartisipasi dalam pengembangan ilmu dan teknologi termasuk didalamnya dunia elektronik. Pada awal tahun tersebut China mulai menggelontorkan beberapa produk- produk elektroniknya untuk ikut meramaikan pasar. Beberapa merek produk China diantaranya Changhong, Fujitech, Takachi, Domfeng, dan masih banyak yang lain. Antusias pasar saat itu tidak begitu merespon akan kehadiran produk- produk dari China, sehingga pangsa pasar elektronika jepang relatif masih bisa bertahan. Pada perkembangannya China tidak henti- hentinya untuk ikut bersaing dipasaran, taktik dan strategi baru dalam meraih simpati konsumen mulai dikembangkan,mulai dari pelabelan, pengembangan fitur, pengembangan design, pengembangan metode pemasaran, dan masih banyak strategi lain yang dipergunakan.


Strategi berupa perbaikan dan peningkatan fitur serta penawaran dengan harga murah, merupakan strategi yang mampu menggoyahkan asumsi konsumen pada produk- produk jepang, sehingga produk China mulai diminati oleh banyak konsumen.


Produk- produk Jepang mulai tergeser di pasaran, dimana semula produk Jepang memprioritaskan pada kualitas, sekarang mulai mengikuti strategi China dimana Kualitas bukan lagi sesuatu yang diminati oleh banyak konsumen, akan tetapi kemampuan fitur dan harga murahlah yang sekarang ini justru banyak diminati konsumen. Tak heran sekarang Jepang-pun mulai menggunakan strategi ini, seperti halnya produk Sharp yang sekarang dapat dijumpai dengan harga yang relatif murah, juga produk- produk jepang yang lain mulai menngelontorkan produk dengan harga- harga murah dan fitur yang memadai.


Menyikapi hal ini, masyarakat perlu untuk menentukan pilihannya masing- masing.